Entri Populer

Rabu, 23 Februari 2011

BANDUNG DEATH METAL

Menurut saya 2009 adalah tahun kebangkitan kembali salah satu genre musik metal,sebut saja Death Metal salah satu sub genre metal terbising. Menurut runutan sejarahnya musik death metal itu dipopulerkan oleh sebut saja band seperti Possessed,Cannibal Corpse,Death,Obituary,Napalm Death,Immolation,Deicide dan Exhumed merupakan band pelaku sejarah dari genre ini, atau band death metal gelomabnag pertama.Setelah era gelomabng pertama barulah banyak sekali band-band aliran serupa tumbuh dan banyak mempengaruhi band underground ke seluruh penjuru benua hingga asia sampai sekarang.Kita sedikit Flashback
Ingat GOR Saparua? siapapun yang pernah menyaksikan konser rock underground di Bandung pasti takkan melupakan GOR Saparua yang terkenal hingga ke berbagai pelosok tanah air. Bagi band-band indie, venue ini laksana gedung keramat yang penuh daya magis. Band luar Bandung manapun kalau belum di `baptis’ di sini belum afdhal rasanya. Artefak subkultur bawah tanah Bandung paling legendaris ini adalah saksi bisu digelarnya beberapa rock show fenomenal seperti Hullabaloo, Bandung Berisik hingga Bandung Underground. Jumlah penonton setiap acara-acara di atas tergolong spektakuler, antara 5000 – 7000 penonton! Tiket masuknya saja sampai diperjualbelikan dengan harga fantastis segala oleh para calo. Mungkin ini merupakan rekor tersendiri yang belum terpecahkan hingga saat ini di Indonesia untuk ukuran rock show underground.Dan tidak bisa dipungkiri bahwa band death metal selalu menghiasi pamplet acara-acara yang di langsungkan disana.
Agak ke timur, masih di Bandung juga, kita akan menemukan sebuah komunitas yang dianggap menjadi episentrum underground metal di sana, komunitas Ujung Berung. Dulunya di daerah ini sempat berdiri Studio Palapa yang banyak berjasa membesarkan band-band underground cadas macam Jasad, Forgotten, Sacrilegious, Sonic Torment, Morbus Corpse, Tympanic Membrane, Infamy, BurgerKill dan sebagainya.Dibandung barat Muncul juga komunitas death metal Cihampelas yang melahirkan band pionir death metal MORTIR,Schizoprenia,Thanatoid,Noise Damage dan sebagainya.
Seiring dengan Waktu perkembang biakan death metal di Bandung semakin meluas dan menjadi trendsetter.Membuat band death metal dan sejenisnya bak jamur di musim hujan.Namun waktu juga yang ikut menenggelamkan genre ini,setelah sekian lama mati kini death metal muncul kembali dengan regenerasinya.
Pasca kejadian tewasnya 11 pemuda di sebuah acara ( Baca liputan “Beside Party Killer ” red.) membuat pihak kepolisian memberangus semua kreatifitas komunitas underground. yang berdampak tidak dikeluarkannya izin untuk show band-band cadas ” keur mah minoritas urang-urang teh,katambahan teu di izinan beuki we riweuh..”komentar salah satu dedengkot indie Bandung.Namun ini tidak menyurutkan para pelaku death metal untuk tidak membuat show.
Sebut saja Bandung Death Fest 3 diadakan di kompleks ABRI yang notabene pihak kepolisian tidak bisa berbuat apa-apa,dan tercatat sekitar 2000an penonton datang memadati acara ini alhasil …..tiketnya SOLD OUT !!! pada acara itu nampak bermunculan band-band death metal baru yang ikut membawa warna baru di pergerakan underground khususnya death metal.Dan sebagai catatan diacara ini tidak ada band yang bukan death metal…DEATH METAL RULES !!!!
Dan pada tahun ini banyak sekali band death metal yang keren dan cadas lahir, juga banyaknya band yang merilis albumnya di tahun ini.Salah satu label indie yang banyak menaungi band-band death metal adalah Extreme Soul Production ( ESP.red) merilis kembali kompilasi tercadas,terbrutal,terbising tahun ini yaitu Brutally Sickness “Orgasm Mutilation” mencatat ada sekitar 26 band yang ikut meramaikan panasnya kompilasi ini.dari sekian banyak band yang menghikuti kompilasi ini saya melihat banyak sekali band yang di gawangi oleh anak kuliahan,SMA bahkan SMP yang sudah mampu memainkan musik death metal ini dengan ciamik.Bukan itu saja banyak juga band death metal luar negeri sana yang mulai mau merambah Asia dan melakukan konsernya hanya di Indonesia.
Sekarang kehadiran death metal scene di bandung sudah tidak bisa lagi di pandang sebelah mata,baik dari segi eksistensi,loyalitas dan kualitas bermusiknya mampu membuat orang berdecak kagum.VIVA LA DEATH METAL…Panceg Dina Galur Najan Awak Lebur !!!

PADIGA


”…Panceg dina galur/babarengan ngajaga lembur. Moal ingkah najan awak lebur…” (Teguh dalam pendirian, bersama-sama menjaga kampung dan persaudaraan. Tidak akan bergeming walaupun badan hancur lebur).
Petikan naskah kuno Amanat Galunggung yang dituliskan Rakeyan Darmasiksa (Raja Sunda Kuno yang hidup pada 1175-1297 Masehi) itu disadur menjadi lirik lagu berjudul ”Kujang Rompang” oleh Jasad, sebuah band beraliran death metal asal Bandung.
Lagu ini ikut memeriahkan Deathfest IV, festival akbar death metal yang diadakan di Lapangan Yon Zipur, Ujungberung, Bandung, Sabtu (17/10). Ribuan anak muda, mulai dari pelajar SMP hingga mahasiswa, larut dalam hiruk-pikuk event musik metal yang disebut-sebut terbesar di Asia ini.
Meski pertunjukan musik baru mulai selepas maghrib, pada siang hari yang sangat terik itu mereka sudah nongkrong menunggu band-band idola mereka manggung. Sambil mengenakan kaus hitam bermotif seram dan atribut metal lainnya, mereka antusias menunggu.
Filosofi panceg dina galur bukanlah sekadar inspirasi dalam berkarya musik bagi Jasad, melainkan juga menjadi pandangan hidup seluruh anggota dan penggemar musik metal di Bandung, khususnya yang bernaung di daerah Ujungberung.
”Mau seperti apa pun kita, macam mana bungkusnya, yang penting grass root (akar bawah) harus kuat. Harus sadar dan jangan lupakan budaya kita,” ujar Mohammad Rohman, vokalis Jasad.
Bagi masyarakat awam, bahkan dibandingkan komunitas band metal lainnya di Indonesia maupun dunia, keberadaan subkultur band death metal asal Ujungberung ini merupakan sebuah paradoks. Musik metal, tetapi lirik dan pesan nyunda adalah perpaduan yang sulit ditemukan di tempat lain.
Ketika di banyak tempat sub-subkultur atas nama aliran musik berhaluan Barat macam punk, grunge, maupun grindcore gencar melakukan perlawanan budaya lokal, entitas penggemar musik metal Ujungberung yang berada di wadah Ujungberung Rebels dan Bandung Death Metal Sindikat itu justru melakukan hal sebaliknya.
Sebagai contoh, konser Death Festival IV yang diikuti 12 band death metal itu mengangkat tema kampanye penggunaan aksara kuno. Di festival yang menjadi salah satu pembuka penyelenggaraan Helar Festival 2009 (festival industri kreatif di Bandung) itu, panitia membagi-bagikan leaflet mengenai cara menulis aksara sunda kuno kagana kepada penonton yang rata-rata masih berusia ABG.
”Di sekolah-sekolah, saya lihat, ini (kagana) tidaklah diajarkan. Daripada kelamaan menunggu pemerintah bertindak, kami duluan saja yang mulai bergerak,” ujar Rohman yang biasa disapa Man ”Jasad” ini di sela-sela konser.
Di luar panggung, Man dan kawan-kawannya kerap memakai iket kepala sebagai penanda identitas kultur Sunda. Meski, sehari-harinya mereka tidak lepas dari jaket kulit hitam maupun aksesori anting-anting dan tato.
Upaya mengenalkan tradisi Sunda tidak terhenti di sana saja. Di dalam berbagai kesempatan, anak-anak Bandung Death Metal Sindikat kerap menyisipkan pertunjukan karinding, celempung, dan debus.
”Kesenian karinding yang selama 400 tahun tenggelam coba kami hidupkan kembali,” tutur Dadang Hermawan, anggota Bandung Death Metal Syndicate. ”Di tiap Minggu dan Jumat melakukan tumpek kaliwon di Sumur Bandung dan Tangkuban Parahu untuk membicarakan kesenian Sunda,” tutur Man Jasad kemudian.

”…Panceg dina galur/babarengan ngajaga lembur. Moal ingkah najan awak lebur…” (Teguh dalam pendirian, bersama-sama menjaga kampung dan persaudaraan. Tidak akan bergeming walaupun badan hancur lebur).
Petikan naskah kuno Amanat Galunggung yang dituliskan Rakeyan Darmasiksa (Raja Sunda Kuno yang hidup pada 1175-1297 Masehi) itu disadur menjadi lirik lagu berjudul ”Kujang Rompang” oleh Jasad, sebuah band beraliran death metal asal Bandung.
Lagu ini ikut memeriahkan Deathfest IV, festival akbar death metal yang diadakan di Lapangan Yon Zipur, Ujungberung, Bandung, Sabtu (17/10). Ribuan anak muda, mulai dari pelajar SMP hingga mahasiswa, larut dalam hiruk-pikuk event musik metal yang disebut-sebut terbesar di Asia ini.
Meski pertunjukan musik baru mulai selepas maghrib, pada siang hari yang sangat terik itu mereka sudah nongkrong menunggu band-band idola mereka manggung. Sambil mengenakan kaus hitam bermotif seram dan atribut metal lainnya, mereka antusias menunggu.
Filosofi panceg dina galur bukanlah sekadar inspirasi dalam berkarya musik bagi Jasad, melainkan juga menjadi pandangan hidup seluruh anggota dan penggemar musik metal di Bandung, khususnya yang bernaung di daerah Ujungberung.
”Mau seperti apa pun kita, macam mana bungkusnya, yang penting grass root (akar bawah) harus kuat. Harus sadar dan jangan lupakan budaya kita,” ujar Mohammad Rohman, vokalis Jasad.
Bagi masyarakat awam, bahkan dibandingkan komunitas band metal lainnya di Indonesia maupun dunia, keberadaan subkultur band death metal asal Ujungberung ini merupakan sebuah paradoks. Musik metal, tetapi lirik dan pesan nyunda adalah perpaduan yang sulit ditemukan di tempat lain.
Ketika di banyak tempat sub-subkultur atas nama aliran musik berhaluan Barat macam punk, grunge, maupun grindcore gencar melakukan perlawanan budaya lokal, entitas penggemar musik metal Ujungberung yang berada di wadah Ujungberung Rebels dan Bandung Death Metal Sindikat itu justru melakukan hal sebaliknya.
Sebagai contoh, konser Death Festival IV yang diikuti 12 band death metal itu mengangkat tema kampanye penggunaan aksara kuno. Di festival yang menjadi salah satu pembuka penyelenggaraan Helar Festival 2009 (festival industri kreatif di Bandung) itu, panitia membagi-bagikan leaflet mengenai cara menulis aksara sunda kuno kagana kepada penonton yang rata-rata masih berusia ABG.
”Di sekolah-sekolah, saya lihat, ini (kagana) tidaklah diajarkan. Daripada kelamaan menunggu pemerintah bertindak, kami duluan saja yang mulai bergerak,” ujar Rohman yang biasa disapa Man ”Jasad” ini di sela-sela konser.
Di luar panggung, Man dan kawan-kawannya kerap memakai iket kepala sebagai penanda identitas kultur Sunda. Meski, sehari-harinya mereka tidak lepas dari jaket kulit hitam maupun aksesori anting-anting dan tato.
Upaya mengenalkan tradisi Sunda tidak terhenti di sana saja. Di dalam berbagai kesempatan, anak-anak Bandung Death Metal Sindikat kerap menyisipkan pertunjukan karinding, celempung, dan debus.
”Kesenian karinding yang selama 400 tahun tenggelam coba kami hidupkan kembali,” tutur Dadang Hermawan, anggota Bandung Death Metal Syndicate. ”Di tiap Minggu dan Jumat melakukan tumpek kaliwon di Sumur Bandung dan Tangkuban Parahu untuk membicarakan kesenian Sunda,” tutur Man Jasad kemudian.

sejarah musik black metal


Black metal adalah sebuah terms dari aliran ekstrim metal yang dipelopori oleh band NWOBHM ( New wave of british heavy metal) ,bernama VENOM. Venom memberikan torehan sejarah dengan memberikan konsep awal dari musik Black Metal ini , dengan karakteristik sound yang kasar, vokal yang shrieking dan tema lagu lagu dengan suasana mistis , paganis dan horror . Gelombang pertama dari musik Black metal selain Venom, kita mengenal ada Bathory dari Swedia , King Diamond / Mercyful Fate dari Denmark juga Celtic Frost / Hellhammer dari Swiss dan Death SS dari Italia . Jerman juga mencatat band seperti Sodom, Destruction dan Necronomicon , namun kurang diperhitungkan sebagai pelopor dari Black Metal karena liriknya kebanyakan mengemukakan tentang peperangan, walaupun dari atribut yang digunakan dan konsep musiknya sama seperti pelopor Black Metal lainnya, kecuali untuk Sodom di dalam album In the sign of evil dan Necronomicon di album pertamanya yang dapat dikategorikan sebagai album referensi sebagai awal perkembangan aliran black metal ini. Band gelombang pertama ini lah yang merasuki dan menjiwai anak anak muda di Skandinavia sana untuk memulai sesuatu yang lebih ekstrim dengan penjiwaan paganis sesuai dengan kebudayaan nenek moyang mereka sebagai bangsa Viking. Gelombang kedua dari musik Black Metal ini dipelopori oleh Mayhem dari Norwegia .

Bathory dibentuk di Stockholm Swedia pada tahun 1983 oleh Thomas Forsberg yang kemudian menggunakan alias Quorthon. saat masih berumur 18 tahun. Bathory tidak pernah merilis sebuah split demo dengan Hellhammer/ Celtic Frost seperti yang dipercaya oleh masyarakat metal selama ini, tapi sebenarnya album pertama bathory dirilis oleh label Tyfon Grammofon yang merilis 2 lagu mereka pada album kompilasi Scandinavian Metal Attack, dimana didalamnya terdapat lagu dari Hellhammer. Kemudian tidak lama setelah dirilis album kompilasi tersebut, baru-lah album pertama Bathory dirilis
Walaupun album Venom Black Metal yang dirilis tahun 1982 adalah album pertama yang memuat Terms Black Metal, sebenarnya menurut pengamatan jurnalis , album Bathory – Bathory ini lah yang menegaskan aliran Black Metal ini, dengan lagu lagu seperti In Conspiracy with Satan, Armageddon yang kental nuansa Satanis, produksi dan komposisi lagu yang sangat sederhana juga dibarengi dengan vocal shrieking low pitch yang menjadi trade mark dari band band Black Metal di kemudian hari. Walaupun ada juga yang menyatakan bahwa album Bathory – Bathory ini terinfluence oleh Venom – Black Metal, pendapat ini dipatahkan oleh salah satu wawancara dengan Thomas Forsberg di majalah Metal Hammer yang menyatakan bahwa pada saat itu dia belum memiliki album Black Metal milik Venom , malah beliau banyak terinfluence oleh Motorhead, Black Sabbath dan GBH.
Album album berikutnya, seperti The Return dan Under the Sign of the Black Mark adalah album yang dapat dikatakan sebagai album yang mempengaruhi perkembangan karakter musik dari band band black metal di gelombang kedua, terutama band yang berasal dari Norwegia , sebut saja Dimmu Borgir.

Mayhem sang Pelopor di ranah Norwegia
Mayhem dibentuk pada 1981. Formasi awal mereka terdiri dari gitaris/vokalis Øystein Aarseth(Euronymous), basis Jørn Stubberud (Necrobutcher), dan drummer Kjetil Esten Haraldsson Manheim (Manheim) .. Nama mereka diambil dari lagu "Mayhem With Mercy" oleh Venom. Mayhem adalah band yang sangat kontroversial karena keterlibatan mereka dalam berbagai pembunuhan, bunuh diri, pembakaran gedung gereja, dan tindakan kekerasan lainnya. Euronymous kemudian berkonsentrasi pada gitar setelah vokalis Messiah (Eirik Nordheim) bergabung pada 1986, yang kemudian digantikan oleh Maniac (Sven Erik Kristiansen). Setelah dua demo, mereka merekam Deathcrush dengan perusahaan rekaman baru Euronymous, Posercorpse Music.

Pada tahun 1988, Manheim dan Maniac meninggalkan band ini; Manheim karena ingin mencari pekerjaan tetap, Maniac setelah gagal bunuh diri dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Mereka digantikan oleh Dead (Per Yngve Ohlin ) an Hellhammer (Jan Axel Blomberg)
Dead, seperti namanya, memiliki sifat melankolis dan menggemari tema-tema kematian, dan kegelapan. Bahkan menurut rumor yang beredar Euronymous, kurang menyukainya karena memiliki kelainan jiwa . Walaupun demikian Dead memiliki banyak teman dalam dunia black metal, walaupun dianggap sedikit naif. Dead memiliki tingkah laku yang aneh; suatu kali ia mengubur pakaiannya di bawah tanah selama beberapa minggu sehingga ia dapat memakai pakaian tersebut yang sudah membusuk dalam suatu konser. Ia juga pernah memasukkan seekor gagak mati ke dalam kantong plastik untuk "menghirup hawa kematian" sebelum naik panggung. Hal ini makin memperkuat atmosfir musik Mayhem, dan lirik band ini berkembang menjadi satanisme, kegelapan, depresi, dan kejahatan. Dalam banyak pertunjukan mereka, kepala-kepala babi ditancapkan di atas tombak dan Dead melukai dirinya sendiri dengan pisau.

Formasi Dead ,Euronymous,Necrobutcher dan Hellhammer menjadi terkenal. Setelah beberapa pertunjukan di Norwegia dan Jerman (di mana Live in Leipzig direkam), Mayhem mulai merekam album mereka yang pertama, De Mysteriis Dom Sathanas.
Pada 8 April 1991, teman satu bandnya, Øystein 'Euronymous' Aarseth, menemukan Dead mati bunuh diri dengan memotong pergelangan tangannya sendiri dan tembakan di kepala. Catatan yang ditulisnya sebelum meninggal adalah "Excuse all the blood. Cheers." Hellhammer mengatakan bahwa Dead juga minta maaf karena menggunakan senapan di dalam rumah, tapi pisaunya kurang tajam untuk bunuh diri. Euronymous kemudian cepat-cepat membeli kamera daur ulang dan membuat foto dari jenazah Dead, yang kemudian digunakan dalam sampul album bootleg Dawn of the Black Hearts. Aarseth juga konon telah memakan sebagian otak Dead, dan membuat kalung dari serpihan-serpihan tengkoraknya, walaupun Aarseth menyangkal hal yang pertama dalam sebuah wawancara . Kalung ini kemudian dicuri dalam sebuah tur. Ia juga konon mengirimkan beberapa serpihan tengkorak ke band-band yang dianggapnya "layak", misalnya band Swiss Samael dan Morgan S. Håkansson dari Marduk.

A Blaze in the Northern Sky
Darkthrone, merupakan band yang dikatakan salah satu pionir dari gelombang musisi Black Metal di tanah Norwegia . Band ini didirikan oleh Fenriz (Gylve Nagell ) pada tahun 1986 yang kemudian dibantu oleh Nocturno Culto ( Ted Skjellum) .Darkthrone pada awalnya merupakan band dengan aliran Death Metal, dengan rilisan pertama yang kental dengan Sunlight sound nya ( ala Edge of Sanity) , berjudul Soulside Journey. Namun dengan A Blaze in the Northern Sky, Darkthrone menancapkan kuku-nya sebagai pionir dari Sound Black Metal ini dengan karakter sound gitar yang sanga raw dan lirik yang sangat paganis. Fenriz dalam sebuah wawancara menyatakan bahwa band ini memiliki cita cita menjadi band yang paling dibenci di seluruh dunia, dengan karakter sound yang amat sangat buruk.

Citra Satanisme dari Darkthrone semakin kuat di album album berikutnya dan terms ini menginspirasikan band lain dari Norwegia yang masuk ke dalam gelombang ketiga, seperti Ulver dan Arcturus.

The Wrath of the Emperor
Di masa muda dan awal pergerakan Black Metal, Ihsahn dan Samoth bertemu di sebuah klinik Gitar di Oslo, dan mencoba membuat sebuah band beraliran Death Metal,, mula mula bernama Dark Device, Xerasia, Embryonic dan akhirnya muncullah band yang merupakan embrio dari Emperor, bernama Thou Shalt Suffer. Samoth dan Mortiis membentuk Emperor di awal tahun 1991 dan merilis demo berjudul Wrath of Tyrants. Candlelight Records sebuah subdivisi dari Century Media akhirnya tertarik dengan demo ini dan mengontrak mereka untuk 4 album . Untuk memenuhi kontrak ini, akhirnya direkrutlah Bard ‘Faust’ Eithun sebagai drummer

Pada musim panas 1992, pergerakan black metal inner circle mulai terbentuk, yang diinisiasi oleh Samoth , Ihsahn dan anggota dari Mayhem ( Euronymous dan Dead ). Pada tahun 1993 , mereka mengadakan tour yang bersejarah dan legendaries di kawasan Eropa Barat dan Inggris bersama Cradle of Filth, karena pada tour inilah pemakaian corpsepaint dimulai dan menjadi trademarks tersendiri bagi musisi Black Metal.

Pada tahun 1994, dirilislah album legendaries, In the Nightside Eclipse yang dapat disebut sebagai album yang menginspirasi musik Black metal dan memberikan arahan baru dan konsep dalam bermusik di gelombang kedua ini, dengan struktur lagu lagu memiliki tema paganis, sound gitar yang raw, struktur lagu yang cukup bervariasi dan total shrieking vocal dibantu dengan sound keyboard yang ambient .

Album album berikutnya, sedikit berbeda dengan cara pandang Fenriz dan Nocturno Culto dari Darkthrone , yang mencoba membuat musik sejelek mungkin, musik Emperor lebih cenderung berevolusi kea rah struktur yang lebih kompleks , seperti Anthmes to the welkins, IX Equilibrium dan album terakhir mereka Prometheus …

Kontroversi
a. Mayhem dan Burzum
Pada 1993, Live in Leipzig diterbitkan dan dipersembahkan kepada Dead. Kemudian diikuti oleh bootleg Dawn of the Black Hearts. Karena band ini mulai diselidiki oleh polisi dan media massa , Necrobutcher hengkang dan tinggal tersisa dua anggota.

Tahun itu juga, proses rekaman untuk De Mysteriis Dom Sathanas dilanjutkan dengan Attila Csihar sebagai vokalis dan Count Grishnackh (Varg Qisling Larssøn Vikernes ) sebagai bassist. Varg memiliki nama lahir Kristian Vikernes, Ia memiliki nama panggung Count Grishnackh (merujuk kepada seorang tentara Orc dalam buku J.R.R. Tolkien The Lord of the Rings) ketika bermain untuk kelompok musik Mayhem

.

Karena penyelidikan polisi Euronymous terpaksa menutup toko rekamannya Helvete. Helvete adalah toko rekaman yang dimiliki oleh Euronymus, Helvete dalam bahasa Norwegia artinya neraka. Toko rekaman ini penting karena menjadi salah satu pusat terpenting dalam perkembangan musik black metal di Norwegia, di mana banyak musisi berkunjung dan menjalin hubungan. Selain itu di lantai bawah tanahnya Euronymous juga mendirikan sebuah perusahaan rekaman bernama Deathlike Silence Productions, menerbitkan banyak rekaman black metal legendaris. Pada saat itu ia berhutang sekitar 30.000 NOK pada Grishnackh, namun menolak untuk membayar.

Pada 10 Agustus 1993, Grishnackh pergi dari Bergen ke apartemen Euronymous di Oslo bersama Blackthorn (Snorre Westvold aka Snorre Ruch ) , dari band Thorns. Dalam perjalanan selama 7 jam itu, ia mampir ke rumah beberapa teman, menciptakan alibi dengan menyewa video atas nama mereka. Sampai di rumah Euronymous, Grishnackh menusuknya dengan pisau. Menurut otopsi Euronymous ditusuk 23 kali, 2 di kepala, 5 di leher, dan 16 di punggung. Walaupun demikian, Vikernes mengaku Euronymous jatuh di atas pecahan-pecahan kaca dari sebuah lampu yang jatuh ketika mereka berkelahi. Hal ini, menurutnya, menyebabkan luka-luka tusukan di tubuhnya.

Setelah kematian Aarseth, Mayhem merekam album De Mysteriis Dom Sathanas. Ibu Euronymous memohon kepada Hellhammer, drummer Mayhem, agar rekaman bass Count Grishnackh dihapus. Walaupun Hellhammer menyanggupi untuk merekam ulang bass, ia sebenarnya tidak mampu, sehingga album itu masih mengandung rekaman bass Grishnackh. Ada yang unik dalam rekaman Mayhem ini, walaupun De Mysteriis … ditulis dengan pemain gitar MASIH Euronymous ternyata pengisi gitar di album ini adalah Snorre Ruch aka Blackthorn, hal ini terungkap lewat pernyataan Hellhammer di boxset rilis ulang-nya album ini dan penjelasan mengenai dibalik pembuatan album De Mysteriis …

Grishnackh.memiliki proyek musik solo lain bernama Burzum yang dimulai pada tahun 1987.Asal mula dari hutang Euronymous adalah untuk dirilisnya album album Burzum lewat label Deathlike Silence Production, tapi Euronymous lebih menginvestasikan uang tersebut di dua tempat, di samping di label tadi , juga untuk tokonya Helvete.

Sekilas mengenai musik Burzum band ini memiliki lirik yang sangat dipengaruhi oleh literatur Tolkien, misalnya nama Count Grishnackh diambil dari salah satu orc dalam buku Lord of the Rings. "Burzum" berasal dari Black Speech Mordor dan artinya "kegelapan".Lama kelamaan musik Burzum berubah dari black metal menjadi ambient dan minimalis. Banyak orang menuduh Vikernes menganut paham Nazi, namun hal ini disangkalnya karena menurutnya ia "tidak menganut nasional-sosialisme". Walaupun demikian saat ini penjualan album Burzum dilarang di eBay karena alasan ideologi rasis dan fasisme
Vikernes juga ditemukan bersalah dalam berbagai tuduhan: percobaan pembakaran gereja Storetveit di Bergen, pembakaran gereja Åsane di Bergen, gereja Skjold di Vindafjord, kapel Holmenkollen di Oslo, yang dibangun di atas tempat penyembahan pagan, dan menyebabkan kematian seorang pemadam kebakaran. Ia diberi hukuman maksimum di Norwegia, yaitu 21 tahun penjara. Ia juga dituduh membakar gereja Fantoft di dekat Bergen , tapi juri memutuskan ia tidak bersalah. Pada saat ditahan, polisi menemukan 100 kg bahan peledak di rumahnya. Vikernes berkata ia berencana meledakkan katedral Nidaros, gereja paling penting di Norwegia.

Ia saat ini ditahan di penjara Tromsø di Norwegia. Selama di penjara ia merekam dua album Dauði Baldrs dan Hliðskjálf.

b. Black Metal Inner Circle
Black Metal Inner Circle adalah sebuah perkumpulan pergerakan Black Metal yang beranggotakan musisi black metal dari gelombang kedua asal Norwegia. Mereka sangat berpengaruh dalam perkembangan musik Black metal di awal tahun 1990. Kelompok ini sarat dengan kontroversi karena memiliki cita cita untuk membangkitkan kembali kebudayaan paganis dan kepercayaan nenek moyang mereka sebagai orang Viking dan menghidupkan perasaan kebencian kepada umat kristiani karena dianggap sebagai kepercayaan yang melunturkan kebudayaan asli milik nenek moyang mereka . Akibatnya mereka sering terlibat beberapa kejahatan , seperti pembunuhan dan pembakaran gereja. Black Metal Inner Cirlcle juga sering disebut sebagai Black Circle . Anggota utama dari kelompok ini adalah Øystein Aarseth (Euronymous) yang lebih cenderung sebagai seorang occultist ( praktek ilmu hitam ) dan Varg Vikerness sebagai seorang paganis

Kelompok ini menurut beberapa referensi didirikan oleh Øystein Aarseth (Euronymous) pada sekitar tahun 1990 di toko musik / distro miliknya yang bernama Helvete ( neraka dalam bahasa Norwegia ) , anggota init dari Black Circle ini adalah Per Yngve Ohlin (Dead), Varg Vikernes dari Burzum, juga, Satyr dari Satyricon juga Bård Faust Eithun, Samoth dan Ihsahn dari Emperor

Beberapa kejahatan dan tuduhan criminal dijutukan pada kelompok ini oleh pihak keamana Norwegia, karena berbagai aktifitas nya yang mempengaruhi tidak kejahatan tidak hanya terjadi di Norwegia,melainkan juga di Negara lain di semenanjung Skandinavia sana , termasuk Swedia, Finlandia dan Denmark . Gosip yang beredar, bahwa ada generasi penerus dari Black Circle ini, namun tidak ada bukti yang menunjukan bukti nyata dari keberadaan mereka, hanya satu bukti kejahatan yang merujuk pada kegiatan ini, yaitu terbunuhnya remaja 15 tahun bernama Sandro Beyer oleh anggota band black metal Jerman, Absurd.

c. Konflik Sosial
Konflik social antar scene Black metal pernah terjadi. Konflik yang terbesar adalah antara scene Black Metal Finlandia dan Norwegia yang dikenal dengan nama the "Dark War" sejak tahun 1992 – 1993. Konflik ini diawali, ketika Nuclear Holocaust dari Beherit dan Mika Luttinen dari Impaled Nazarene , memulainya dengan menghina Samoth dari Emperor . Hal ini menginspirasi Luttinen dengan melakukan ancaman pembunuhan terhadap Samoth. Hal ini juga ditenggarai oleh perbedaan yang mendasar antara scene Finlandia yang lebih mengarah pada Satanisme , sedangkan Norwegia lebih cenderung kepada Paganis .

Pada sampul album Impaled Nazarene Tol Cormpt Norz Norz Norz kita bisa milihat teks seperti "No orders from Norway accepted" and "Kuolema Norjan kusipäille!" ( atau diterjemahkan menjadi Death to Norwegian assholes!). Karena terms Black Metal lebih cenderung ditujukan pada band band asal Norwegia, Impaled Nazarene, lebih cenderung menyebut musik mereka sebagai "Satanic death metal" sebagai upaya ‘pembersihan diri’ dari unsure Black Metal.

Black Crucifixion asal Finalndia secara nyata pada album mereka menyebut Fenriz dan Darkthrone sebagai anak kecil dan pengecut. Nuclear Holocaust dan Beherit tidak benar benar berpartisipasi dalam konflik ini, walaupun kelompok Black Circle dari Norwegia sempat membuat band bernama Fuck Beherit yang telah merilis 2 demo yang bertujuan menghina band Beherit. Hal ini juga yang menyebabkan Beherit tidak melanjutkan karir dalam bermusik dan keluar dari scene Black Metal dunia.

Rivalitas utama terjadi ketika scene Death Metal Swedia awalnya dinyatakan ikut bertanggung jawab atas kematian Aarseth, karena diawali oleh banyaknya ancaman pembunuhan yang dibuat mengatasnamakan scene Death Metal Swedia pada Aarseth, namun dugaan ini pupus ketika Vikerness dinyatakan bersalah atas kematian Aarseth.

Black Metal Modern
Gelombang kedua dari musisi Black Metal diawali oleh perkembangan aliran musik ini yang semakin berevolusi dengan berbagai karakter bermusik, diawali oleh Emeperor dengan In the nightside Eclipse, Cradle of filth dengan Principle of Evil … Marduk dengan Those of the Unlight , Behemoth dengan Grom dan berbagai macam musisi Black Metal yang mewarnai perkembangan musik ini ke berbagai penjuru dunia, tanpa menghilangkan ‘roots’ dari musik Black metal ini.

5 Black Metal album paling berpengaruh pada gelombang Black metal Modern:

1. Emperor - In The Nightside Eclipse 1994 [Candlelight Records]
<!--[endif]-->



Tak terbantahkan lagi, album ini yang sangat fenomenal, menancapkan sebuah tonggak bersejarah bagi perkembangan musik Black Metal modern, bisa dikatakan sebagai Reign in Blood nya Black Metal, album ini memberikan sebuah inspirasi bagi para musisi Black Metal, bahwa Black metal tidak hanya berupa konsep berpikir yang terkungkung dalam kerangka Mayhem atau Burzum, Black metal adalah sebuah aliran musik yang harus dieksplorasi lebih jauh baik dari segi komposisi lagu dan sound yang dihadirkan dalam sebuah album black metal. Aura magis dengan sound keyboard yang ambient memberikan warna tersendiri pada lagu lagu Emperor di album ini, simak saja track Into Infinity of thoughs dan Cosmic Keys to my Creations and Times.

2. Mayhem - De Mysteriis Dom Sathanas 1994 [Deathlike Silence]


karena lewat album ini-lah sebenarnya konsep musik Mayhem secara legenda dibuat pertama kali dan DIAKHIRI ..!! Tanpa menafikkan bahwa Mayhem merupakan sebuah band legenda yang mengundang kontroversi . Album ini menancapkan garis musik Black Metal dengan tempo yang lebih cepat dengan variasi tempo dalam lagu yang cukup minimalis. Perkembangan dari terms yang dikembangkan Mayhem, kita bisa menyimak band band selanjutnya yang membawakan musik Black Metal dengan cepat dan tanpa kompromi, seperti Marduk, Dark Funeral , Unlord dan lainnya.

3. Dark Throne - Under A Funeral Moon 1993 [Peaceville] \


Album Black metal yang amat tidak layak untuk didengar ..tapi album ini merupakan tonggak sejarah sebuah konsep musik Black Metal yang cukup raw dan unik. Under a Funeral Moon merupakan konsep musik Black Metal primitive dengan menampilkan sound seadanya dan nampaknya berhasil menjadikan Dark Throne sebagai band yang paling dibenci di planet ini, karena bila anda menyimak album ini , anda akan mendengarkan pesan pesan rasisme yang kuat dengan sound gitar dan drum yang kasar sekali , namun sekali lagi album ini cukup fenomenal. Album Ulver
The madrigal of night / Natten Madrigal “ merupakan penerus dari album Under a Funeral moon ini yang konon kabarnya hanya direkam dengan menggunakan tape recorder dan direkam tidak distudio , tapi di alam terbuka di keheningan malam dan di tengah hutan Norwegia sana

4. Dimmu Borgir - Enthrone Darkness Triumphant 1997 [Nuclear Blast]
<!--[endif]-->



Sebuah masterpiece dari gelombang kedua musisi Black Metal, album Dimmu Borgir ini merupakan sebuah album yang bisa diberikan acungan 2 jempol yang bisa melanjutkan tradisi Emperor dengan proses evolusi dan perbaikan dari sisi komposisi lagu dan konsep bermusik yang tepat. Black Metal tidak harus memberikan sajian musik yang total dengan riff yang monoton, konsep drum yang tidak variatif, tapi bisa dihadirkan dengan komposisi musik yang jauh bisa diterima oleh berbagai kalangan, baik itu dari kalangan musisi Death metal, thrash metal atau dari genre lain. Penyebarangan konsep musik yang berani, dihadirkan oleh Dimmu borgir di album ini, tanpa meninggalkan tonggak Emperor lewat In the nightside … Dimmu Borgir telah melewati batas tersebut dan mengembangkan musik Black Metal ke arah yang lebih modern.

5. Cradle of Filth – Principle of Evil Made Flesh


Sajian horror ,erotica dan epic klasik merupakan konsep musik yang dicoba dihadirkan oleh band asal Suffolk Inggris ini. Dani DaVey / Dani Filth lewat album ini mencoba untuk menyajikan sesuatu yang baru, berbeda dengan konsep musik dari semenanjung Skandinavia sana . Konsep horror , pembunuhan berdarah yang kejam menjadi tema lagu lagu mereka. Komposisi musik Black Metal diramu dengan sound keyboard yang bernuansa horror , dibantu dengan riff2x gitar yang terinspirasi oleh Iron Maiden, menjadikan album ini merupakan tonggak tersendiri bagi perkembangan musik Black Metal di kemudian hari, dan menjadikan sub-genre tersendiri bagi musik Black Metal. Black Metal tidak hanya milik bangsa Norwegia, Swedia, Finlandia atau bangsa Skandinavia lainnya, tapi album ini memberikan acuan baru bagi musik Black Metal di kemudian hari. 

Selasa, 22 Februari 2011

STORIES OF PUNK


Dari tahun ke tahun, musik punk terus mengalami perubahan bentuk. Yang ngak berubah adalah semangat pemberontakannya. Pantas nggak Greeen Day disejajarkan dengan Sex Pistols, atau The Ramones? Gimana sejarahnya punk…
Kalau melihat band-band punk sekarang, yang kebanyakan anggotanya masih muda, ga’ nyangka deh.. bahwa aliran musik yang satu ini umurnya sebaya dengan Billie Joe Armstrong. Malah kalau dirunut, cikal bakalnya sudah ada sejak orang tua kita masih imut-imut. Padahal citra punk kan serba muda.

Punk sebetulnya punya dasar sikap yang sama dengan musik rock ‘n’ roll waktu lahir tahun 1955 dulu musik yang menjadi milik pribadi generasi muda yang memberontak terhadap kemapanan, yang di jamin bakal dijauhin dan disebelin para orang tua. Waktu rock mulai kehilangan greget dan dianggap jadi monoton, mulailah ada kasak-kusuk untuk bikin jenis musik baru yang ekstrim sebagai reaksi melawan kejenuhan tadi. Dari keresahan itulah aliran punk lahir.

Tidak seperti heavymetal misalnya, punk lebih mengutamakan pelampiasan energi dan curhat daripada aspek teknis bermain musik. Pokoknya nggak usah jago-jago amat, pokoknya oke dan yang namanya unek-unek bisa keluar. Asal tahu aja, almarhum Sid Vicious dari Sex Pistols itu terkenal nggak bisa main. Tapi orang toh nggak memandang remeh dia. Malah dianggap cool.

Nah, kelonggaran inilah yang menjadi daya tarik utama bagi para pemusik aliran ini. Mereka kebanyakan mulai dengan menonton band punk lain, kemudian mikir ini sih gampang, gue juga bisa. Lantas mereka pun ngumpul bareng, bikin lagu sendiri, dan berdiri deh satu band baru. Lantas kalau ternyata ada banyak band sealiran terpusat di satu lokasi atau kota, timbulllah apa yang disebut scene. Isinya ya orang-orang yang punya minat dan pandangan yang serupa, yang hobi nonton konser grup-grup lokal dan mendukung mereka, entah jadi promotor, bikin majalah (lazimnya disebut fanzine), mendirikan sebuah perusahaan rekaman kecil-kecilan untuk merilis single atau album grup-grup tersebut tersebut, atau sekedar rajin ikutan nongkrong. Lazimnya mereka ini saling kenal satu sama lain, dan yang aktif ya orangnya itu-itu lagi. Malah nggak jarang beberapa profesi di atas itu dirangkap oleh satu orang. Tangannya lebih dari dua ‘kali !


Nah, sejak lahirnya, gerakan punk merupakan rangkaian scene demi scene yang bermunculan di berbagai penjuru yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Makanya, sejarah punk lebih enak diulas dengan membahas beberapa scene yang paling menonjol, satu demi satu.

Sampai tahun 1950-an, jarang ada artis atau grup yang memainkan alat musik sendiri. Mereka biasanya cuma mengurusi masalah vokal, sedangkan urusan penulisan lagu dan memainkan instrumen biasanya dipercayakan kepada para ahlinya. Grup-grup vokal di masa itu praktis menurut saja pada kemauan perusahaan rekaman mereka.

Lantas pada tahun 1964, terjadi serbuan besar-besaran grup asal Inggris ke Amerika. Biang keladinya siapa lagi kalo bukan The Beatles. Melihat trend baru ini, remaja Amrik pun sadar bahwa sebuah grup sanggup mengerjakan semuanya sendiri.

Maka di berbagai pelosok Amerika, anak-anak sekolah pun mulai membentuk band dan latihan di garasi rumah mereka sendiri. Karena mereka baru belajar, musiknya pun nggak bisa yang susah-susah amat. Mereka cenderung belajar dari grup-grup yang alirannya simple tapi nge-rock, macam Rolling Stones, The Who sampai Yardbirs, yang musiknya lebih menitik beratkan pada riff dan power, bukan struktur lagu yang njelimet.

Maka ketika mereka pada gilirannya mulai menulis lagu sendiri, musik mereka mempunyai ciri khas sederhana tapi kenceng atau berpower, biasanya dengan satu riff gitar yang di ulang-ulang. Tapi meski bentuknya masih primitif, musik yang mereka ciptakan mampu menggugah semangat pendengar. Sesuai dengan tempat kelahirannya, orang memberi julukan untuk warna musik ini: Garage Rock (Rock Garasi).

Grup-grup yang lahir contohnya The Standells, The Seeds, The Music Machine, The Leaves, dll. Dan dari sini lahirlah sound yang selanjutnya berkembang jadi Punk Rock.

Memasuki dekade 70-an, punk mulai menemukan bentuknya seperti yang kita kenal sekarang. Ciri pemberontakannya makin kentara, dan segala rupa aksi panggung yang ugal-ugalan pun mulai muncul. Dari generasi pelopor punk ini ada dua nama yang boleh disebut paling menonjol yaitu MC 5 dan Iggy and The Stooges.

Iggy adalah salah satu dari segelintir pentolan punk yang kiprahnya masih berlanjut sampai dasawarsa 90-an. Dan seiring dengan lahirnya generasi baru punk rock, namanya pun makin diakui sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam musik rock pada umumnya, punk khususnya.

Tahun 1975 lahirlah beberapa grup musik baru seperti Blondie yang ngepop, Talkin Heads yang Avant Garde, The Voidoids yang berkutat dengan gitar, dan The Dead Boys yang nyeleneh. Dan ada The Ramones.

Ramones punya citra seperti tokoh kartun. Empat anak jalanan asal Queens yang tampil gahar dengan dengan jaket kulit dan jeans belel, seperti geng. Gerombolan ini pancang mitos bahwa mereka satu keluarga. Pada tanggal 4 Juli 1976, Ramones mengadakan konser perdananya di Inggris. Entah itu tanggal keramat atau apa, konser mereka meninggalkan bekas yang dalam dalam diri kaum muda Inggris yang menyaksikannya. Konser itu disaksikan oleh para pentolan grup yang belakangan memotori kebangkitan punk di Inggris. Yaitu The Sex Pistols, The Damned, dan The Clash.

Sex Pistols dan The Clash memasukkan aspek baru dalam perkembangan punk, yaitu protes sosial dan politik. Kedua grup ini menjadi penyambung lidah kaum muda Inggris yang frustasi. Mulailah mereka menyuarakan protes terhadap segala ketidakadilan yang mereka lihat sehari-hari. Cuma saja pendekatan mereka berbeda, sesuai latar belakang kehidupan masing-masing.

Di tahun 1980-an, sementara era punk di Inggris datang dan pergi, dampaknya mulai terasa di berbagai penjuru dunia. Banyak negara yang menjawab tantangan Inggris dengan mencetak grup-grup punk yang belakangan juga menjadi legenda setempat. Irlandia, misalnya punya The Understones. Australia ada The Saints. Dan Selandia Baru muncul nama The Clean.

Di Amerika gelombang terbaru pemusik punk AS bukan berasal dari New York, melainkan California. Generasi ini mendapat pengaruh yang sama besar dari The Ramones dan Sex Pistols. Tapi agak lain dengan ke dua mentornya itu, mereka sangat serius menghayati prinsip-prinsip dasar punk. Bagi mereka punk bukan sekedar aliran musik, melainkan juga identitas, gaya hidup, bahkan juga gaya hidup bahkan prinsip.

Di selatan LA, tepatnya di Hermosa Beach, sebuah kelompok punk metal baru bernama Black Flag bela-belain nyewa gereja sebagai tempat latihan mereka. Tempat ini selanjutnya menjadi pusat kegiatan pecinta punk setempat. Grup-grup yang lahir disini lebih berhaluan keras daripada yang di Hollywood. Penampilan lebih brutal, dan liriknya lebih radikal. Disini lahirlah The Circle Jerk, Social Distortion, Suicidal Tendencies, dll.

Sementara di San Francisco aliran punk lebih berpolitik. Di sini lahir nama-nama macam The Avengers, The Dils, dan yang paling dominan The Dead Kennedys. DK melancarkan protes keras terhadap berbagai hal mulai dari kebijaksanaan pemerintah sampai fasisme. Musik mereka berada di perbatasan antara punk yang melodius dan hardcore murni.

New York juga melahirkan grup-grup yang belakangan memeperkaya musiknya dengan unsur lain, seperti Beasty Boys dan Sonic Youth. Dan ada juga The Misfits, yang mengungsi dari New Jersey.

Pada akhir tahun 1980-an benih kebangkitan generasi kedua mulai ditanam di LA. Dulu sekali, awal dasawarsa ini, di San Fernando pernah berdiri sebuah grup band bernama Bad Religion. Kenggulan BR antara lain karena personilnya rata-rata memang “ngotak” . Saking inteleknya , lagu mereka sering memakai kata-kata yang membuat orang Amerika aja harus buka kamus.

Bad Religion merupakan band yang memelopori berdirinya generasi baru grup-grup punk California. Sebut aja macam Dag Nasty, Pennywise, NOFX, dan belakangan tentu saja Rancid dan Offspring.

Album Offspring Smash pada tahun 1995 mencatat rekor sebagai album independen paling laris dalam sejarah. Sementara Rancid juga mencatat angka penjualan yang sangat tinggi.

Punk telah berhasil membuktikan kemandiriannya

sumber : http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=12549&pid=128768&amp;amp;mode=threaded&start=

SEJARAH MUSIK METAL


Heavy metal ditemukan oleh Band veteran Tahun 60'an Steppenwolf, dalam lagu klasiknya yang berjudul 'Born To Be Wild' (ada di baris kedua bait kedua, "dasar maniak barang remeh-remeh!").
"I like smoke and lightning Heavy metal thunder Racin' with the wind And the feelin' that I'm under".
Tapi istilah itu belum dipakai secara tepat sampai pada tahun 1970, ketika Black Sabbath merilis album perdana klasik mereka yang berjudul ' Paranoid'. Cukup banyak band Heavy metal.
Dari tahun 1960-an atau bisa disebut Blues Rock seperti Led Zeppelin, AC/DC Classic metal dan disekitar 60an sampai 70'an atau disebut Classic Rock seperti Black Sabbath, Blue Oyster Cult, Deep Purple, Alice Cooper. Permainan Classic metal dimainkan kadang dengan Organ. Musiknya dikendalikan olehriff yang lebih sering dimainkan dalam tangga nada minor. Vokalisnya juga terpengaruh oleh Led Zeppelin kecuali Bapak metal Ozzy Osbourne yang dipengaruhi oleh Sirene udara.
underground metal
Tempo lagu sangat cepat yang diusung oleh gitaris yang memainkan gitar rhytm Downstroke pada Thrash metal oleh band-band seperti Metallica, Megadeth, Slayer dan Anthrax yang dijuluki Big Four Of Thrash. Di San Francisco ada Testament dan Exodus di New Jersey ada Overkill dan Sepultura dari Brazil, lalu pada tahun 1990'an, underground ini lebih memasuki ke Extreme metal seperti Black metal yang diprakarsai oleh band-band cadas seperti Venom, Mayhem, Bathory, Mercyull Fate dan Death Metal yang cenderung menggunakan vokal dengan growl rendah dan banyak screamnya berkembang pada 1991 menjadi Scandinavian Death metal oleh Entombed, Dismember, Unleashed, dan At The Gates Melodic Death metal yang berasal dari Gothenburg Swedia lalu berkembang di Finlandia dan Norwegia oleh band-band seperti Arch Enemy, Dark Tranquillity, Disessction. Florida Death metal adalah Turunan jenis musik Thrash metal yang berasal dari band Kreator dan Destruction melahirkan band band asal Florida yang terkesan lebih brutal yang menjadi Techical metal di pioniri oleh Cynic (kemudian menjadi berevolusi menjadi Aghora ), Atheist, Immolation, Death. Progressive Death metal yang mungkin lebih cenderung ke visualisasi dan banyak mengunakan Tradisional pun dimaklumi, Pionirnya adalah Opeth, Pestilence, Death, Novembre dan mungkin Progressive metal oleh Dream Theater.
Perbedaannya dengan Power metal adalah genre ini lebih bersemangat dan vokalis genre ini kebanyakan di pengaruhi oleh Rob Halford dan Bruce Dickison band-band genre ini kebanyakan dari Eropa. Misalnya, Europe (Swedia), Iron Maiden (U.K), Helloween (Jerman). Dan Speed metal dimainkan lebih cepat sangat-sangat cepat dan bertenaga seperti Motorhead (akhir-akhir), Iron Angel, Anthrax.

FORGOTTEN_Song: FORGOTTEN - Serapah Laknat

SERAPAH LAKNAT
TOLAK SUAKA / AMNESTI DOSA MENGECUP LUKA / HARAPKAN NERAKA SABDA / SATIR / HAMPA MATI YANG TERPIKIR SABDA / SATIR / SEBUT SAJA AKU KAFIR
SERAPAH LAKNAT / KOBARKAN NYALA API ANGKARA SERAPAH LAKNAT / TEBARKAN DURJA MURKA DUNIA
SERAPAH LAKNAT SERAPAH LAKNAT
KAN / KU BANGUN / SURGA / DARI PUING NERAKA TAK MENUNGGU HINGGA KITA TIADA MERAKIT LUKA DUKA DAN DOSA MARAH DENDAM JADIKAN SENJATA
KURENDAM DENDAM KEYAKINAN LAFADZ SUCI SEMIOTIKA WAHYU PROFANE DAN KEKOTORAN BASUH TULUS / HINGGA LULUH
TANYAKAN / APA YANG KAU YAKINI MEMUJA / UNTUK KETIADAAN YAKINKAN / KITA TAK ADA STRATA SURGA NERAKA / AKAN KITA GENGGAM

Senin, 21 Februari 2011

No Pain No Gain Oleh : Ariestanto "Eben" BURGERKILL


Oleh : Ariestanto "Eben"

<!-- AddThis Button BEGIN --> <!-- AddThis Button END -->
Ya, kurang lebih seperti itu isi e-mail yang diteruskan kepada saya dari agensi kami di Australia, Lauren Wilson, pemilik Xenophobic Distributions bersama suaminya yang juga punya andil besar dalam mengedar-kan dan mempromosikan album ketiga kami Beyond Coma and Despair di seluruh daratan Australia. Ha-ha, more dreams coming true, man. Hell yeah!!!
Tentunya ini berita yang sangat mengejutkan dan melegakan. Hilang seketika rasa penasaran tentang kepastian jadi tidaknya Burgerkill tampil di festival musik terbesar dan termegah di negeri kangguru ini. Bangga, terharu dan senang tidak kepalang rasanya. Bangga, setelah tanggal 3 Maret lalu kami menjadi satu-satunya band dari Asia yang berbagi satu panggung bersama Lamb Of God, In Flames, Lacuna Coil, Devil Driver, All That Remain dan band metal papan atas lainnya di event Soundwave Festival 2009 yang juga digelar di kota Perth, Australia.
Sedikit menarik mundur, di pertengah-an Februari 2009 kami berhasil menggelar tur sebagai headliner di enam kota wilayah barat Australia dengan tajuk The Invasion Of Noise Tour 2009. Memang selepas album Beyond Coma and Despair dirilis pada Agustus tahun lalu, antusias publik metal Australia terhadap Burgerkill pun dimulai. Banyak e-mail dan pesan bernada positif te-rus berdatangan hingga kami sepakat untuk melakukan beberapa show di sana. Dan hasil-nya pun memuaskan. Komunitas musik eks-trim Australia betul-betul antusias de-ngan kedatangan kami. Dari situlah kami mulai menjalin persahabatan dan kerjasama lintasnegara yang akhirnya bisa membawa kami untuk bermain di event sebesar Big Day Out. Sebagai musisi Indonesia, tentunya kami sangat bangga bisa kembali berkesempatan mengibarkan sang Merah Putih di atas panggung dunia, sebagai bukti bahwa karya anak bangsa juga bisa berbicara lantang di industri musik internasional, yang harus kami akui jauh lebih fair dan tidak memihak.
Jasad, Raja Singa, Keras Kepala atau Turtle JR adalah sebagian dari sekian ba-nyak band dari komunitas musik ekstrim kota Bandung yang juga pernah ikut berjasa mengharumkan nama negara di dunia internasional selain Burgerkill. Ada satu hal yang menarik dan perlu digarisbawahi, mereka semua murni diundang oleh komunitasnya dan bukan diundang oleh pihak Kedubes RI atau para WNI yang berdomisili di sana. Ini membuktikan bahwa band yang bagus itu bukanlah band yang punya catatan penjualan tinggi saja, tapi juga punya karya yang berkualitas! Contohnya, November kemarin Jasad sukses membakar kota Bangkok sebagai headliner di event Death Metal internasional ternama Bangcock Deathfest 2009 yang dihadiri hampir 2000 metalhead dari seluruh Asia. Setidaknya hal ini juga mampu menjelaskan bahwa kualitas karya musik anak Indonesia mulai diakui dan diterima dengan baik oleh khalayak musik dunia. Belum lagi menyebutkan berapa banyak album band Indonesia yang sempat dirilis di luar sana. Ini sebuah prestasi yang patut kita teladani dan hargai dengan segala bentuk dukungan penuh baik dari pihak yang terkait di arena industri musik Indonesia maupun pihak yang terlibat di sekitarnya.
Namun sayang prestasi yang kami raih di negeri orang tidak dapat berbicara banyak terhadap kebijakan sistem yang ada di rumah kami sendiri. Kota Bandung dengan pamor dan predikat sebagai kota paling kreatif di Indonesia juga tidak bisa berbuat apa-apa dalam menyelesaikan berbagai kendala yang dihadapi oleh komunitas. Stigma buruk terus melekat dan sulit sekali dilepaskan, sekalipun sudah banyak kegiatan positif yang sudah dilakukan demi memperbaiki citra miring yang terus mempersempit ruang gerak kami. Memang harus diakui tragedi konser berdarah 9 Februari 2008 lalu sangat berdampak pada sulitnya perizinan penye-lenggaraan event musik rock khususnya kota Bandung. Pil pahit terus kami telan dengan dengan dibatalkannya beberapa show kami di kota ini oleh pihak berwenang di sepanjang kurun waktu satu tahun lebih, tanpa alasan jelas. Ditambah lagi semakin mahalnya ongkos sewa venue dengan kapasitas yang memadai, menjadi sebuah pekerjaan rumah yang sangat berat bagi komunitas kami. Ironis memang, kota yang telah melahirkan banyak talenta seni berkualitas tapi tidak mampu memfasilitasi kebutuhan para senimannya untuk terus bebas berkreasi dalam bentuk dukungan sarana dan pelayanan sistemnya.
Namun nasi sudah jadi bubur, ini sudah menjadi tanggung jawab kami di komunitas untuk membuktikan kepada masyarakat luas bahwa kami tetap bisa berkreasi dan mewujudkan semua cita-cita dengan segala keterbatasan yang ada. Jujur saja mungkin saya salah satu manusia di muka bumi ini yang selalu ngotot dalam mengejar mimpi, apapun itu tantangannya. Tidak ada istilah ’tidak bisa’ selama kita mau berusaha. Untungnya saya dan teman-teman Burgerkill tidak pernah menyerah dan terus memutar otak untuk tetap bisa berekspresi dengan cara apapun. Dan sejauh ini kami sudah bisa merasakan sedikit demi sedikit mimpi-mimpi kami mulai jadi kenyataan. Yang jelas semua pencapaian ini bukanlah proses instan, semua kami jalani dengan proses panjang disertai kesungguhan dan kerja yang ektra keras. Saya yakin bukan hanya kami yang bisa menghadirkan mimpi-mimpi indah di depan mata, tapi semua teman-teman di seluruh Indonesia pun bisa asalkan tidak pernah berhenti bercita-cita dan selalu berusaha untuk mewujudkannya. Ayo sama-sama kita perbaiki citra musik Indonesia dan hancurkan semua omong kosong yang terus merajalela di ranah industri musik tanah air. No pain no gain. Hidup musik Indonesia! Keep smokin’ metal engine!
*Penulis adalah pendiri & gitaris Burgerkill, tinggal di Bandung.